Butuh 3 miliar US$ Untuk Satukan Korut Dan Korsel

Berita Ketegangan Korut - Berbagai pendekatan telah dilakukan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan bebrapa negara didunia untuk berupaya menyatukan Korea Utara dan Korea Selatan.meskipun usaha ini sudah gencar dilakukan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) namun usaha ini sangat tidak mudah untuk di realisasikan.

Butuh 3 Miliar US$ Untuk Satukan Korut Dan Korsel

Agen Togel Online Terpercaya - Tidak semudah membalikan telapak tangan tentunya untuk mempersatukan Korut dan Korsel.karena kedua negara sudah terisolasir antara satu sama lain.masyarakat kedua negara berbicara dengan cara regional berbeda-beda, dan memahami dunianya secara berbeda juga,ketika sudah begini tentunya tidak akan mudah dipersatukan lagi.

Bandar Togel Online Terpecaya -  Mungkin proses yang dilakukan akan lebih panjang dan memakan waktu yang lama, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa di prediksikan diperlukan waktu 10 tahun dan biaya yang tidak sedikit untuk menyatukan kedua negara ini,dan proses ini diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar US$ 3 triliun.

Agen Judi Online Terpercaya - Perkara ini tentunya tidak mudah untuk dilakukan akibatnya nanti jika benar-benar akan terealisasikan maka warga Korut nantinya akan merasa sulit untuk mengikuti norma tetangga mereka di Korsel dan mereka akan menghadapi diskriminasi oleh pihak berwenang yang tentunya akan memperlakukan mereka sebagai warga kelas dua.

Bandar Judi Online Terpercaya - Warga negara Korea Selatan akan sulit untuk menerima warga Korea Utara karena kurang berpendidikan , miskin dan agresif. namun karena perekonomian Korsel yang sekarang mulai melemah karena perpindahan kekuasaan akan sangat membuat negara ini membutuhkan tenaga kerja yang murah dalam jumlah banyak.

Perpindahan ini akan membuat 30jt warga negara Korut beresiko menghadapi perekonomian yang tidak ada ketidak pastian . meski mereka sudah lama menderita di negaranya tersebut, perpindahan ini justru akan membuat mereka semakin terpuruk dalam perekonomiannya,tentunya ini bisa terjadi ketika saat rezim Kim Jong Un sudah berakhir.